Pages

Tuesday, 23 November 2010

5 Langkah Latih Motorik Halus Bayi


Mainan gantung (mobile) bisa digunakan untuk melatih motorik halus bayi, untuk menggapai dan menggenggam.
Senin, 15/11/2010 | 15:32 WIB
KOMPAS.com - Perkembangan kemampuan motorik anak dalam setahun pertama usianya memang sangat pesat dan terkesan tidak beraturan, namun sebenarnya hal ini terjadi berurutan. Perkembangan biasanya dimulai dari kepala hingga kaki. Bagian kepala dan lengan berkembang lebih dulu ketimbang kaki. Ada pula bayi yang bisa mengkontrol bagian tengah tubuhnya terlebih dulu baru ia bisa menggerakkan jari tangan dan kakinya sesuai perintah.

Berikut adalah beberapa titik penting perkembangan motorik anak dari kepala hingga jari kaki, serta saran untuk membantu perkembangan bayi:

1. Kendali kepala
Salah satu hal yang penting untuk diketahui orangtua baru adalah cara menyangga kepala bayi, karena bayi belum bisa menyangga kepalanya sendiri hingga usianya 3 bulan.
* Saat otot lehernya sudah menguat, ia akan bisa melakukan semacam push up kecil, dengan mengangkat kepala dan dadanya menjauh dari lantai atau kasur.
* Di usia sekitar 7 bulanan, si bayi akan sudah memiliki kontrol penuh terhadap lehernya, serta sudah bisa menjaga stabil dalam waktu cukup lama sambil duduk di pangkuan atau diangkat.

Tips melatihnya:
- Letakkan bayi sambil menelungkup di lantai. Lakukan ini beberapa kali dalam sehari.
- Pancing si bayi untuk mengangkat kepalanya. Letakkan kaca besar  yang tak mudah pecah di hadapannya atau foto dirinya dalam ukuran besar di hadapannya, atau ikut menelungkup di hadapannya.

2. Menggapai dan menggenggam
Kebanyakan balita akan mulai melambai atau memukul benda di usia kisaran 3 bulan, dan reflek yang makin terbentuk.
- Di usia 5-6 bulan, anak Anda seharusnya sudah bisa memerhatikan suatu obyek dan mulai menggapainya.
- Di usia 8-9 bulan, saat bayi sudah belajar menggenggam dengan ibu jari dan jari telunjuk, ia sudah bisa mulai memungut benda-benda kecil, seperti remahan kue, dan barang-barang lain yang berceceran di lantai, seperti kotoran atau debu. Ia akan tergoda untuk mencicipi apa pun yang bisa ia pungut.

Tips melatihnya:
- Pasang tempat tidur gym untuk bayi. Ini akan membantu si anak untuk memukul obyek di atas kepalanya. Untuk keamanan, segera bongkar tempat tidur gym ini ketika si bayi sudah bisa duduk.
- Saat bayi telentang pada lantai, ayunkan obyek di atas kepalanya dengan jarak sekitar 3-8 inci agar ia bisa memukul benda tersebut.
- Untuk membantu bayi 4 bulan Anda menggenggam barang, berikan mainan bunyi-bunyian untuk digenggam. Barang-barang yang membuat bunyi-bunyian saat digoyang-goyangkan, atau memiliki tekstur untuk dikunyah, bisa membantunya berlatih menggenggam.
- Letakkan beberapa mainan dalam daya raihnya. Biarkan ia menggenggam barang-barang saat ia menelungkup di lantai.

3. Berguling
Dalam proses untuk mengkontrol kepalanya, memutar tubuh sendiri adalah sebuah titik penting yang ditunggu para orangtua.
- Di usia 5-6 bulan, bayi Anda akan bisa memutar tubuhnya ke satu arah, antara dari punggung ke perut, atau dari perut ke punggung.
- Kemungkinan, ia belum bisa kembali ke posisi semula setelah berhasil memutar sekali hingga usianya 7 bulanan.

Tips melatihnya:
- Berikan ruang yang cukup luas dan kesempatan untuk berlatih. Lantai adalah lokasi yang tepat untuk melatihnya.
- Puji si bayi, bicara padanya dan ajarkan terus saat ia berlatih memutar tubuhnya.
- Pegang barang yang menarik, seperti permainan bunyi-bunyian atau kaca bayi dekatnya. Ini akan menarik perhatiannya dan menggodanya untuk memutar tubuh untuk melihat.

4. Duduk
Saat bayi sudah bisa berguling, kemampuan untuk duduk adalah langkah berikutnya. Bayi memiliki cara pandang yang berbeda saat ia belajar duduk. Jadi, ini juga akan menjadi sebuah pengalaman baru untuk orangtua.
- Saat usianya sekitar 4 bulanan, bayi sudah bisa duduk ketika dibantu.
- Di usia 6 bulanan, bayi Anda kemungkinan sudah bisa duduk di bangku tinggi, dan kadang, beberapa bayi sudah bisa duduk sendiri sebelum ia berusia 1 tahun.

Tips melatihnya:
- Pangku si bayi sambil menghadap ke luar. Perut dan kaki Anda bisa menjadi sandarannya.
- Biarkan bayi duduk disanggah bantal berbentuk U.

5. Merangkak dan berjalan
Antara usia 8-13 bulan, bayi Anda akan mencapai sebuah proses belajar berjalan tersendat-sendat. Para orangtua seringkali melihat proses merangkak dan berjalan sebagai puncak pembelajaran anak. Namun perlu diingat, bahwa perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Konsultasikan dengan dokter anak jika Anda merasa si kecil belum bisa berjalan dengan baik pada usia yang seharusnya ia sudah bisa berjalan. Pola anak berjalan umumnya adalah:
- Pertama, ia akan belajar mengangkat tubuhnya dengan cara merangkak. Bertumpu pada tangan dan lututnya.
- Kemudian, ia akan mengayun tubuhnya ke depan dan ke belakang.
- Ia akan berusaha dalam beragam cara untuk bergerak, menggeliat, mendorong tubuh saat terduduk, bahkan bergerak seperti berenang di lantai.
- Setelah beberapa bulan, Anda akan melihat ia akan mulai belajar merangkak dengan benar.
- Tak semua bayi merangkak dengan cara yang sama. Faktanya, banyak pula anak yang tidak merangkak dan minta digenggam orangtua saat berjalan. Ada pula yang melakukan gaya jalan seperti beruang, dan banyak gaya lainnya. Apa pun gaya yang dipilih anak Anda, tahapan ini memberikannya kebebasan dan kesempatan untuk mengeksplorasi.

Tips melatihnya:
- Main "petak umpet". Ini menjadi permainan menyenangkan untuk bayi yang sedang belajar bergerak. Dekati si bayi sambil berkata, "Mama akan tangkap kamu..." Lalu merangkak menjauh, agar ia kembali mengejar. Cobalah bersembunyi di balik furnitur untuk "mencari" Anda.
- Ciptakan alur penuh rintangan. Isilah ruang mainnya di lantai dengan barang-barang yang bisa ia gunakan untuk merangkak naik, atau mengolong, namun pastikan keadaan aman untuknya.

NAD

Editor: Nadia Felicia

Sumber: DISCOVERY

No comments:

Post a Comment