Selasa, 16 November 2010 | 18:47 WIB
Space.com
Gundukan silika di Planet MarsKOMPAS.com - Berkali-kali para ilmuwan mengungkap mimpinya menjelajahi Mars dengan mengirim misi berawak ke sana. Perjalanan yang lama menjadi salah satu hambatan yang dipertimbangakan matang. Pertanyaannya, apakah astronot yang dikirim bisa bertahan hidup dan pulang dengan selamat?
Namun, konsep misi penjelajahan ke Mars yang baru-baru ini diusulkan mengabaikan risiko tersebut. Malahan, misi ini bakal menjadi pembuka jalan invasi manusia ke Mars. Seperti misi penjelajahan antarbenus di masa lalu yang dilakukan Colombus dan kawan-kawannya, manusia pun seharusnya bisa bertahan saat memutuskan mencari destinasi baru di planet lain.
Mungkin inilah saatnya bagi Anda untuk bergabung dalam misi tinggal di Mars, tanpa perlu berpikir kembali. Badan Antariksa AS (NASA) dilaporkan tengah mencari sukarelawan yang bersedia menjalankan misi untuk pergi ke Mars tanpa kembali. Misi tersebut adalah bagian dari misi NASA bertajuk "Hundred Years Ship" yang bertujuan menjajaki kemungkinan manusia untuk dapat hidup di Mars.
Untuk melaksanakan misi itu, salah satu lembaga penelitian NASA yaitu Ames Research Center telah menyediakan anggaran dana lebih dari 1 juta dollar AS. Para anggota tim peneliti juga mendapatkan tambahan dana 100 ribu dollar per orang untuk menyiapkan misi tersebut.
Dirk Schulze-Makuch dari Washington State University dan dan Paul Davies dari Arizona State University dalam tulisannya yang dipublikasikan di Journal of Cosmology mengatakan bahwa misi ini adalah misi yang sangat menjanjikan. Dua ilmuwan tersebut menekankan bahwa misi ini bukanlah misi bunuh diri. Mereka mengatakan bahwa perjalanan ini bisa menjadi permulaan kolonisasi manusia di Mars dalam jangka panjang, menjadikan manusia sebagai spesies multiplanet.
Pengiriman manusia ke Mars ini bisa menghemat biaya observasi sebab tak perlu menyediakan bahan bakar untuk kembali ke bumi. Misi itu juga bisa jadi kesempatan untuk "melestarikan" spesies manusia jika suatu saat nanti ada bencana yang menyapu habis seluruh spesies di bumi.
"Ada banyak alasan mengapa kolonisasi manusia ke Mars bisa menjadi tujuan yang menjanjikan secara ilmiah maupun politik. Strategi one way trip ini membantu untuk mencapai tujuan dengan kemurahan teknologi dan finansial," tulis Makuch dan Davise lagi dalam artikelnya, Senin (15/11/2010).
Rencana ini memang memiliki banyak resiko, namun para ilmuwan menganggap bahwa resiko memang selalu ada dalam tiap ekspedisi. ia mencontohkan, beberapa abad silam sekelompok orang-orang Eropa pergi ke AS dengan nekat tanpa harapan mereka bisa kembali ke Eropa lagi.
"Pendekatan untuk menjalankan misi ini bisa dimulai dengan mengirimkan empat astronot dengan dua pesawat ruang angkasa, jadi dua orang dalam satu pesawat. Mereka akan diberi pasokan yang cukup untuk bertahan di Mars," kata Schulze-Makuch.
Schulze-Makuch juga mengatakan bahwa pencarian tempat yang tempat mungkin juga bisa dimulai. Mars memiliki beberapa tempat yang cocok untuk berlindung. Pada daerah Mars yang kaya es, manusia bisa memanfaatkan esnya sebagai sumber air dan oksigen.
Ketika beberapa manusia telah mampu mencari sumber daya, mereka bisa memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang ada di planet tersebut. Akhirnya, manusia pun bisa melakukan ekspansi di planet yang diklaim paling mirip bumi tersebut.
Walau terkesan sangat beresiko dan mempertaruhkan nyawa, ternyata banyak juga yang tertarik untuk ikut serta dalam misi ini. Makuch mengatakan, "Saya mendapat email hampir setiap saat dari orang-orang yang ingin untuk pergi." Nah, kira-kira maukah Anda bergabung?
DISCOVERYNamun, konsep misi penjelajahan ke Mars yang baru-baru ini diusulkan mengabaikan risiko tersebut. Malahan, misi ini bakal menjadi pembuka jalan invasi manusia ke Mars. Seperti misi penjelajahan antarbenus di masa lalu yang dilakukan Colombus dan kawan-kawannya, manusia pun seharusnya bisa bertahan saat memutuskan mencari destinasi baru di planet lain.
Mungkin inilah saatnya bagi Anda untuk bergabung dalam misi tinggal di Mars, tanpa perlu berpikir kembali. Badan Antariksa AS (NASA) dilaporkan tengah mencari sukarelawan yang bersedia menjalankan misi untuk pergi ke Mars tanpa kembali. Misi tersebut adalah bagian dari misi NASA bertajuk "Hundred Years Ship" yang bertujuan menjajaki kemungkinan manusia untuk dapat hidup di Mars.
Untuk melaksanakan misi itu, salah satu lembaga penelitian NASA yaitu Ames Research Center telah menyediakan anggaran dana lebih dari 1 juta dollar AS. Para anggota tim peneliti juga mendapatkan tambahan dana 100 ribu dollar per orang untuk menyiapkan misi tersebut.
Dirk Schulze-Makuch dari Washington State University dan dan Paul Davies dari Arizona State University dalam tulisannya yang dipublikasikan di Journal of Cosmology mengatakan bahwa misi ini adalah misi yang sangat menjanjikan. Dua ilmuwan tersebut menekankan bahwa misi ini bukanlah misi bunuh diri. Mereka mengatakan bahwa perjalanan ini bisa menjadi permulaan kolonisasi manusia di Mars dalam jangka panjang, menjadikan manusia sebagai spesies multiplanet.
Pengiriman manusia ke Mars ini bisa menghemat biaya observasi sebab tak perlu menyediakan bahan bakar untuk kembali ke bumi. Misi itu juga bisa jadi kesempatan untuk "melestarikan" spesies manusia jika suatu saat nanti ada bencana yang menyapu habis seluruh spesies di bumi.
"Ada banyak alasan mengapa kolonisasi manusia ke Mars bisa menjadi tujuan yang menjanjikan secara ilmiah maupun politik. Strategi one way trip ini membantu untuk mencapai tujuan dengan kemurahan teknologi dan finansial," tulis Makuch dan Davise lagi dalam artikelnya, Senin (15/11/2010).
Rencana ini memang memiliki banyak resiko, namun para ilmuwan menganggap bahwa resiko memang selalu ada dalam tiap ekspedisi. ia mencontohkan, beberapa abad silam sekelompok orang-orang Eropa pergi ke AS dengan nekat tanpa harapan mereka bisa kembali ke Eropa lagi.
"Pendekatan untuk menjalankan misi ini bisa dimulai dengan mengirimkan empat astronot dengan dua pesawat ruang angkasa, jadi dua orang dalam satu pesawat. Mereka akan diberi pasokan yang cukup untuk bertahan di Mars," kata Schulze-Makuch.
Schulze-Makuch juga mengatakan bahwa pencarian tempat yang tempat mungkin juga bisa dimulai. Mars memiliki beberapa tempat yang cocok untuk berlindung. Pada daerah Mars yang kaya es, manusia bisa memanfaatkan esnya sebagai sumber air dan oksigen.
Ketika beberapa manusia telah mampu mencari sumber daya, mereka bisa memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang ada di planet tersebut. Akhirnya, manusia pun bisa melakukan ekspansi di planet yang diklaim paling mirip bumi tersebut.
Walau terkesan sangat beresiko dan mempertaruhkan nyawa, ternyata banyak juga yang tertarik untuk ikut serta dalam misi ini. Makuch mengatakan, "Saya mendapat email hampir setiap saat dari orang-orang yang ingin untuk pergi." Nah, kira-kira maukah Anda bergabung?
Sumber :
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: Tri Wahono Dibaca : 2144
No comments:
Post a Comment